Minggu, 17 April 2016

TURUNNYA PERUSAHAAN SONY,PANASONIC,SHARP,TOSHIBA,DAN SANYO

1.  TURUNNYA PERUSAHAAN SONY,PANASONIC,SHARP,TOSHIBA, DAN SANYO

A. Sejarah perusahaan Sony :
Sony didirikan pada 7 Mei 1946 dengan nama Perusahaan Telekomunikasi Tokyo dengan sekitar 20 karyawan. Produk konsumen mereka yang pertama adalah sebuah penanak nasi pada akhir 1940-an. Seiring dengan berkembangnya Sony sebagai perusahaan internasional yang besar, ia membeli perusahaan lain yang mempunyai sejarah yang lebih lama termasuk Columbia Records (perusahaan rekaman tertua yang masih ada, didirikan pada tahun 1888).
Ketika Tokyo Tsushin Kogyo sedang mencari nama yang sudah diromanisasi (bukan dalam bahasa maupun tulisan Jepang) untuk memasarkan perusahaan mereka, mereka mempertimbangkan dengan kuat untuk menggunakan singkatan mereka, TTK. Alasan mereka tidak memilihnya adalah karena ada perusahaan kereta api Tokyo Kyuko yang saat itu dikenal sebagai TKK.
Nama "Sony" dipilih sebagai gabungan kata Latin sonus, yang merupakan akar dari sonik dan bunyi, dan kata Inggris sonny ("anak kecil") yang setelah dikombinasikan berarti sekelompok kecil anak muda yang memiliki energi dan kemauan keras terhadap kreasi dan inovasi ide yang tak terbataskan. Pada saat itu, sangatlah aneh bagi sebuah perusahaan Jepang untuk menggunakan huruf Roman untuk mengeja namanya, apalagi penggunaan aksara fonetis yang digunakan dalam penulisan bahasa Jepang (daripada menggunakan aksara Tionghoa). Dan pada 1958 perusahaan mulai secara formal mengadopsi nama " Sony Corporation " sebagai nama perusahaan. Mudah digunakan dan mudah dieja dalam segala bahasa dunia. Nama Sony menggaungkan semangat kebebasan dan keterbukaan dalam inovasi.
Langkah ini mendapatkan tentangan; bank yang merupakan sponsor TTK saat itu, Mitsui mempunyai perasaan yang kuat terhadap nama tersebut. Mereka menginginkan nama seperti Sony Electronic Industries, atau Sony Teletech. Tetapi pendirian Akio Morita tetap teguh, karena dia tidak ingin nama perusahaannya terkait dengan industri apapun juga. Akhirnya, sang Ketua Bandai dan Presiden Masaru Ibuka memberikan persetujuannya.
Pada 1988, Sony membeli CBS (Columbia) Records Group dari CBS. Ia kemudian dinamakan "Sony Music Entertainment".
Pada tahun 2000, Sony mempunyai penjualan sebesar US$63 miliar dan 189.700 karyawan. Sony mengakuisisi perusahaan Aiwa pada 2002.
Sony juga memiliki saluran televisi di India dan saluran-saluran yang ditujukan untuk komunitas India di Eropa.
PERKEMBANGAN SONY :
Pada 20 Juli 2004, Uni Eropa menyetujui merger 50-50 antara Sony Music Entertainment dan BMG. Perusahaan baru tersebut akan bernama Sony BMG dan akan bersama rekan RIAA Universal, menguasai 60% dari pasar musik dunia.
Pada 13 September 2004, sebuah konsorsium pimpinan Sony menyelesaikan perjanjian untuk membeli studio film terkenal Metro-Goldwyn-Mayer seharga US$5 miliar, termasuk US$2 juta dalam bentuk hutang.
Produksi film
Bisnis musik
Bisnis Handphone
Permainan video dan daring
Produk yang terkenal
Produk-produk di bawah ini merupakan produk yang dipasarkan oleh Sony:
·         Reel-to-reel tape recorders
·         Perekam kaset video:
·         Betamax
·         Betacam
·         Komputer:
·         VAIO
·         CLIÉ
·         Perangkat permainan video:
·         PlayStation (alias PSOne)
·         PlayStation 2 (alias PS2)
·         PlayStation 3 (alias PS3)
·         PlayStation Portable
·         PlayStation Portable GO
·         PStwo
·         PlayStation 4
·         Printer komputer:
·         Sony PictureStation DPP-EX50
·         Media portabel:
·         MiniDisc
·         Memory Stick
·         HiFD
·         Robot:
·         Aibo
·         Qrio
·         Stereo pribadi:
·         Walkman
·         Discman
·         Televisi:
·         BRAVIA LCD TV
·         FD Trinitron
·         LCD WEGA
·         Grand WEGA
·         Proyektor:
·         Cineza
·         Kamera:
·         Cyber-shot
·         DSLR α (dibaca:Alpha)
·         Kamera video:
·         Handycam
·         Ebook
·         Sony Librie EBR-1000EP
·         Sony di Indonesia
·         PT. Sony Indonesia (Perusahaan Sales & Marketing) didirikan pada tahun 1995. Kantor pusat mereka berada di Gedung Sentra Mulia Jakarta Selatan. Sony pernah mempunyai dua buah pabrik di Cibitung yaitu PT. Sony Electronics Indonesia dan PT. Sony Manufacturing Indonesia, namun sudah ditutup. Dalam dunia musik, Sony (dalam hal ini namanya adalah Sony Music) telah melakukan merger besar-besaran dengan perusahan rekaman BMG menjadi Sony BMG Music Entertainment Indonesia (sekarang Sony Music Entertainment Indonesia).
Dari sekian banyak produksi yang dilakukan oleh Perusahan Sony, Produksi Smartphone lah yang sangat kalah saing dari para pesaing-pesaingnya, berikut hasil wawancara dari REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO,kepada kepala eksekutif Sony Corp.

-- Kepala Eksekutif Sony Corp Kazuo Hirai mempertimbangkan alternatif lain tahun depan setelah lini bisnis ponsel pintar (smartphone) terus menurun. Jika tahun depan masih merugi, tidak menutup kemungkinan Sony mengembangkan bisnis lain. 

Setelah mengalami kerugian dalam beberapa tahun terakhir, Hirai mampu merustrukturisasi bisnis. Perbaikan bisnis mulai terasa dengan efisiensi biaya dan penghentian lini bisnis yang merugi seperti produksi PC. Selain itu, Sony memperkuat penjualan sensor gambar dan
 videogame. Sayangnya, lini bisnis ponsel pintar terus menurun. 

"Kami akan melanjutkan bisnis sepanjang kami masih sesuai target dengan skenario membuat perubahan tahun depan. Namun, kami tidak meniadakan kemungkinan alternatif lain," ujar Hirai seperti dikutip
 Reuters, Rabu (7/10).

Sony dan perusahaan elektronik Jepang lainnya berjuang keras untuk bersaing dengan produsen asal Asia lain yang menjual produknya lebih murah seperti Samsung Electronics dan bahkan menghadapi Apple Inc. Berdasarkan data perusahaan tahun lalu, ponsel Sony termasuk produknya Xperia hanya memiliki pangsa pasar 17,5 persen di Jepang dan kurang dari satu persen di Amerika Utara.
 

Perseroan telah menurunkan target pada Juli lalu untuk unit bisnis komunikasi menjadi rugi 60 miliar yen dari perkiraan sebelumnya rugi 39 miliar yen. "Saya merasa perubahan dalam bisnis elektronik kami menunjukkan perkembangan. Hasil dari tiga tahun restrukturisasi mulai nampak. Tapi kami masih butuh merestrukturisasi lini ponsel pintar," ungkapnya.
 

Juru Bicara Sony Yoshinori Hashitani sebelumnya mengatakan perseroan masih dalam target untuk mencapai laba di bisnis
 mobiletahun depan melalui efisiensi. "Restrukturisasi bisnis mobile berjalan sesuai rencana dan kami berusaha mendapat laba di tahun anggaran ke depan. Saat ini, kami tidak memiliki rencana untuk menghentikan bisnis mobile," ungkapnya.



B.Sejarah Panasonic Gobel Indonesia

  
Dengan semangat nasionalisme untuk membuat sebuah alat komunikasi bagi bangsa Indonesia, pada tahun 1954 Drs. H Thayeb Moh.Gobel mendirikan PT Transistor Radio Manufacturing di Cawang, Jakarta yang merupakan pelopor dari Pabrik Radio Transistor pertama di Indonesia dengan brand “Tjawang”.

Tahun 1957, Drs, Thayeb Moh Gobel menerima beasiswa Colomba Plan dimana dia melanjutkan studi ke Jepang dan bertemu dengan Mr. Konosuke Matsushita, pendiri dari Masushita Electric Indrustrial Co.Ltd. Hingga di tahun 1960 Drs. H. Thayeb Moh.Gobel atas nama PT Transistor Radio Manufacturing menandatangi perjanjian kerjasama " Technical Assistance Agreement" dengan Matsushita Electric Industrial Co. Ltd, (Jepang).

Bisnis pun semakin berkembang dan hingga akhirnya pada tanggal 27 Juli 1970 terbentuklah Joint Venture dengan Panasonic Corporation dibawah PT National Gobel yaitu perusahaan penyedia peralatan rumah tangga.

Hingga tahun 1991 didirikan PT National Panasonic Gobel yang merupakan satu satunya agen retail NABEL dan MGBI dan PT Matsushita Kotobuki Electric Indonesia yang mengekspor VCR, CD-ROM, dan TV.

Pada tahun 2004, merek “National “ bertransformasi menjadi “Panasonic” dan nama perusahaan juga berganti menjadi PT Panasonic Gobel Indonesia. Panasonic menjadi salah satu merek terkenal di Indonesia. Berbagai macam produk elektronik yang dijual meliputi digital AV, kesehatan dan kecantikan, komunikasi, kehidupan pusat inovasi, peralatan rumah, AV profesional, dan solusi bisnis.
Perkembangan Produk Panasonic dari Awal hingga Sekarang
Panasonic, menurut wikipedia pertama kali perusahaan ini didirikan oleh Konosuke Matsushita pada tahun 1918, dan produk pertama kalinya ada lah soket lampu dupleks. Perusahaan ini mulai berkembang pada tahun 1927 dengan memproduksi lampu sepeda, dan produk pertama mereka dipasarkan dengan merk National.
Sampai pada akhirnya mengganti nama National dan menggunakan nama Panasonic di tahun 2004. Sampai saat ini Panasonic khususnya di Indonesia tetap merupakan brand elektronik yang paling terkemuka dengan sederet produknya yang inovatif, mulai dari TV plasma, Kamera, AC, Kulkas, Mesin Cuci, dan lainnya.
Tak heran banyak orang yang sudah mengenal dan memakai produk dari Panasonic. Diantara banyaknya produk Panasonic yang dipasarkan, terdapat produk unggulan yang sangat diminati dan digunakan oleh penduduk Indonesia khususnya Jakarta. Berikut produk unggulan Panasonic di Indonesia.

Produk Panasonic untuk Rumah

Beberapa produk panasonic yang dipasarkan adalah produk untuk rumah seperti kipas angin, AC, TV, kulkas, kamera, dan mesin cuci. Penjualan elektronik ini sangatlah signifikan dan tentunya memuaskan bagi Panasonic sendiri maupun industri eletronik di Indonesia.
Diantara semua produk elektronic dari Panasonic, penjualan kulkas adalah yang paling tinggi dengan terjualnya 75.000 set perbulan, dilanjutkan dengan mesin cuci yang memiliki pertumbuhan washer yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dan ketiga adalah AC yang paling tinggi karena dengan adanya produk AC Panasonic tebaru dengan menggunakan teknologi Econavi, sebuah teknologi yang hanya dimiliki Panasonic yang memiliki fitur human detection. Menjadikan AC sebagai produk unggulan dari Panasonic.

Produk Panasonic untuk Kantor

Diantara produk yang dipasarkan oleh Panasonic, produk untuk kantorlah yang paling diminati. Terutama PABX, Mesin Fax dan produk terbarunya yakni Panaboard. Kualitas dan serta canggihnya dari teknologi yang ditawarkan membuat 3 elektronic ini menjadi unggulan panasonic di dunia industri di Indonesia.
Banyak kantor di Indonesia yang menggunakan PABX, Mesin FAX, dan Panaboard untuk kebutuhan aktivitas kerja mereka Karena teknologi yang menjanjikan dan ditambah dengan penggunaannya yang cukup mudah membuat konsumen yang menggunakan produk panasonic sangat puas ketika menggunakannya.

Pengembangan Karyawan

  
Employee_Development
"Tenaga kerja adalah fondasi bisnis. Kembangkan tenaga kerja sebelum membuat produk." Sepanjang sejarahnya, Panasonic menempatkan prioritas secara konsisten pada pengembangan sumber daya manusia yang didasarkan atas filosofi ini. Elemen utama kebijakan sumber daya manusia kami adalah membangun hubungan saling menguntungkan antara perusahaan dan karyawan melalui berbagai inisiatif atas dasar prinsip manajemen partisipatif, evaluasi berdasarkan kinerja, dan penghargaan terhadap karyawan. Intinya, pendekatan ini berarti kami mengejar dua sasaran sekaligus: mempertahankan pertumbuhan dalam kinerja bisnis dan memungkinkan karyawan mewujudkan pemenuhan keinginan diri sendiri melalui pekerjaannya. Ini adalah cara kami menciptakan lingkungan kerja Panasonic yang ramah-karyawan, lebih memenuhi lingkungan kerja.

Pelatihan dan pengembangan karyawan

Pengembangan sumber daya manusia

Sebagaimana ungkapan "Bisnis terletak pada tenaga kerja,"pertumbuhan dan perkembangan bisnis tidak dapat direalisasikan tanpa mengembangkan tenaga kerja. Pengembangan sumber daya manusia seharusnya dilakukan melalui manajemen harian dan merupakan salah satu tanggung jawab manajer yang paling penting.

Manajer harus ingat bahwa untuk menciptakan inovasi pada orang lain, manajer harus mengambil inisiatif untuk menciptakan inovasi pada diri sendiri. Adalah penting untuk melaksanakan pengembangan sumber daya manusia yang sesuai untuk meningkatkan kualitas anggota staf dan mendorong perkembangan pribadi mereka.

Oleh karena itu Panasonic membuat "Kebijakan Sumber Daya Manusia" di tahun 1957, yang mencakup "Tujuan Dasar Pengembangan Sumber Daya Manusia," "Ketentuan bagi Seluruh Karyawan Grup Panasonic," dan "Pedoman Dasar bagi Manajer." Untuk menerapkan kebijakan ini secara global, kami membuat "Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia" yang berisi filosofi dasar dalam bahasa yang lebih mudah dipahami dan dibuat lebih ringkas. Kebijakan Sumber Daya Manusia disampaikan kepada seluruh karyawan di Grup Panasonic untuk mendorong pertumbuhan dalam setiap individu dan menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan pribadi.

Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Kutipan)

I.                   Tujuan Dasar Pengembangan Sumber Daya Manusia
Untuk mengembangkan tenaga kerja dengan pemahaman yang baik tentang Filosofi Manajemen Panasonic (BBP), sehingga mereka akan berusaha keras melaksanakan tanggung jawab berdasarkan filosofi tersebut; khususnya mengembangkan tenaga kerja untuk melaksanakan 'Ketentuan bagi Seluruh Karyawan Grup Panasonic' sebagaimana tertera di bawah ini.

II. Ketentuan bagi Seluruh Karyawan Grup Panasonic
Poin-poin di bawah ini adalah ketentuan yang harus dipenuhi oleh seluruh karyawan Grup Panasonic. Seluruh karyawan diharapkan menggunakan ini sebagai pedoman dan berusaha untuk pengembangan lebih lanjut.
1.Melaksanakan Filosofi Manajemen kita
2.Selalu menunjukkan semangat yang menantang
3.Tetap berpikir dan bertindak inovatif
4.Menghormati keragaman dan penyertaan
5.Berpikir secara global

III. Pedoman Dasar bagi Manajer
Pengembangan sumber daya manusia seharusnya dilakukan melalui manajemen harian dan merupakan salah satu tanggung jawab manajer yang paling penting. Di bawah ini adalah pedoman dasar bagi manajer yang harus dipenuhi dalam upaya untuk "mengembangkan tenaga kerja sebelum membuat produk.“
1.Menunjukkan kepemimpinan yang bersih berdasarkan pada kepercayaan yang kuat
2.Menciptakan organisasi dan budaya yang memungkinkan karyawan memenuhi potensinya
3.Mendorong mereka mengembangkan diri sendiri
4.Memberikan kesempatan kepada mereka melakukan tantangan baru dan meraih tujuannya
5.Menciptakan lingkungan kerja dimana keberagaman dihargai dan dihormati
6.Menghargai anggota staf atas kerja keras mereka
7.Mengembangkan hubungan manajemen / karyawan yang sehat

Panasonic Beberkan Alasan PHK Karyawan di Indonesia

Rabu,  3 Februari 2016  −  21:19 WIBPanasonic Beberkan Alasan PHK Karyawan di IndonesiaPanasonic menjelaskan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan pihaknya di Indonesia disebabkan karena perkembangan teknologi LED hingga menimbulkan persaingan harga/ Ilustrasi
A+ A-
JAKARTA - Panasonic menjelaskan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan pihaknya di Indonesia disebabkan karena perkembangan teknologi perlampuan dan tren permintaan pasar. Teknologi LED yang makin berkembang membuat Panasonic merespon dengan melakukan restrukturisasi perusahaan dengan tujuan efektivitas dan efisiensi. 

(Baca Juga:
 Menaker Kejar Verifikasi Isu Rencana PHK Toshiba-Panasonic)

Dua unit bisnis manufaktur Panasonic dibidang perlampuan yakni PT Panasonic Lightning Indonesia (PESLID) dan PT Panasonic Gobel Eco Solutions Manufacturing Indonesia (PESGMFID) dilebur menjadi satu hingga berujung perampingan karyawan hingga menjadi sekitar 170 orang pada Agustus 2015. Penyebabnya lantaran teknologi LED yang makin berkembang pesat, sehingga lampu jenis CFL mulai ditinggalkan.
 

"Permintaan produksi CFL menurun di pasar Jepang dan domestik dengan kecenderungan pindah ke teknologi LED. Teknologi LED telah berkembang pesat sehingga persaingan menjadi tak terelakan," ujar Presiden Direktur PESGMFID Ichiro Suganuma dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (3/2/2016).

(Baca Juga:
 Terungkap, Panasonic Sudah PHK Karyawan sejak 2015)

Dia juga menekankan Panasonic sebagai salah satu produsen LED telah berketetapan untuk terus mengembangkan teknologi tersebut. Akibatnya disesuaikan kemampuan manufaktur untuk fokus pada dua unit lokasi kerja sehingga pada 1 Januari 2016 PESGMFID dan PESLID melakukan penggabungan usaha sebagai perusahaan hasil merger dan berkedudukan di Bogor.

"Setelah itu, PESGMFID memiliki 2 unit lokasi kerja yaitu di Rembang, Pasuruan, Jawa Timur dan Cileungsi, Bogor. Panasonic menjadikan kedua tempat ini sebagai sentra produksi luminer dan lampu LED untuk memperkuat daya saing di pasar domestik dan dunia," tandasnya.
Merdeka.com - Pelemahan ekonomi dunia ikut mempengaruhi investasi di sektor manufaktur Indonesia. Dua raksasa perusahaan elektronik asal Jepang, Panasonic dan Toshiba hengkang dari tanah air.
Penutupan pabrik kedua perusahaan ini akibat melemahnya daya beli masyarakat. Imbasnya, penjualan produk kedua perusahaan ini turun drastis.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menjelaskan Toshiba lebih dulu merumahkan ribuan pekerjanya di Cikarang, Bekasi. Pabrikan asal negara matahari terbit itu mempunyai enam pabrik. Namun, satu-persatu mulai angkat kaki dalam kurun 10 tahun terakhir.
"Jadi tidak ada lagi pabrik Toshiba. Yang ada Toshiba memproduksi printer di Batam tapi skalanya kecil. Nah, yang tutup ini adalah pabrik televisi Toshiba terbesar di Indonesia, selain di Jepang," kata Said di Jakarta, Selasa (2/2).
Said menegaskan manajemen Toshiba sepakat untuk menutup produksinya pada April 2016. Untuk itu, Said tengah melakukan negosiasi pesangon yang diwajibkan pemerintah.
"Dalam 10 tahun terakhir, ada 13 perusahaan Panasonic di Indonesia. Sebelumnya ada Panasonic komponen sudah ditutup, sekarang tinggal tiga, yakni Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI), Panasonic Energy Indonesia yang produksi baterai dan Panasonic Healthcare yang produksi alat kesehatan," kata dia.
Menurut dia, produk-produk elektronik sekarang ini lebih bersaing dibanding lima sampai 10 tahun lalu.
"Produk televisi Toshiba tidak laku lagi dalam lima tahun terakhir. Sebelumnya banyak yang beli. Itu karena daya beli masyarakat melemah akibat upah murah pemerintah," pungkas dia.
C.Toshiba 
adalah perusahaan Jepang yang memproduksi dan memasarkan berbagai peralatan listrik dan produk elektronik yang canggih, yang berkantor pusat di Tokyo, Jepang. Toshiba dinilai sebagai perusahaan no 7 dunia untuk produsen terintegrasi untuk peralatan listrik, elektronik dan sebagai pembuat chip. Toshiba Semikonduktor termasuk 20 besar pemimpin penjualan semikonduktor di dunia.

Toshiba dibentuk pada tahun 1939, merupakan hasil merger dari dua perusahaan. Tokyo Denki adalah perusahaan yang bergerak dibidang consumer goods dan perusahaan mesin Shibaura Seisakusho. Mengambil beberapa huruf didepan dari masing-masing perusahaan “TO” dan “SHIBa” maka lahirlah merek Toshiba. Pada tahun 1984 perusahaan itu resmi berubah menjadi Toshiba Corporation. Grup ini makin kuat melalui pertumbuhan internal dan melalui akuisisi perusahaan rekayasa alat berat dan perusahaan industri primer pada 1940-an dan 1950-an. Kemudian pada 1970-an dan seterusnya, anak perusahaan mulai didirikan, yaitu: grup Toshiba Lighting & Teknologi (1989), Toshiba Carrier Corporation (1999), Toshiba Elevator & Building System Corp (2001), Toshiba Solutions Corp (2003), Toshiba Medical Systems Corp (2003) dan Toshiba Materials Co Ltd (2003).

Toshiba Corporation adalah salah satu perusahaan diversifikasi produsen dan pemasar produk digital, perangkat elektronik dan komponen, sistem infrastruktur sosial dan Home appliances. Sebagai pendiri dan inovator terkemuka dalam komputasi portabel dan produk-produk jaringan, Toshiba mulai memasarkan notebook, PC, dan PC server untuk rumah, kantor dan pengguna mobile. Toshiba Qosmio Notebook PC memimpin jalan dalam konvergensi komputasi dan kemampuan, menawarkan konsumen yang lengkap solusi hiburan pribadi. Sementara itu, seri “Tipis dan Ringan” membawa tingkat mobilitas tinggi dan daya tahan untuk notebook PC untuk penggunaan bisnis di era ini.

Toshiba memproduksi semua jenis laptop, dari model Libretto yang lucu dan ultra portabel sampai model multimedia Qosmio keren. Laptop Toshiba juga populer di Amerika dan Eropa. Apakah pengguna mencari pengganti desktop, laptop untuk mahasiswa atau laptop untuk game, akan ada sesuatu yang cocok bagi mereka di antara rangkaian yang tak terhitung jumlahnya seperti notebook Toshiba Libretto, Portege, Qosmio, Satellite dan Portege.

D.         BIOGRAFI SHARP
Sharp Corporation merupakan salah satu perusahaan yang merancang dan memproduksi peralatan elektronik yang berbasis di Osaka, Jepang. Sharp pertama kali didirikan sejak 15 Oktober 1912 saat Tokuji Hayakawa mulai mendirikan sebuah toko logam di Tokyo. Penemuan pertama-nya adalah gesper jepret yang disebut Tokubijo. Penemuan ini kemudian dipatenkan pada tahun yang sama. Selanjutnya Hayakawa mulai mengembangkan penelitian untuk membuat alat tulis logam sehingga pada tahun 1915 tercipta-lah pensil mekanik yang mulai berkembang pesat sejak saat itu. Pada tahun 1916, pensil mekanik Hayakawa yang bernama  "Ever-Ready Sharp Pencil" yang menjadi cikal bakal nama perusahaan dan merek dagang dari produk-produk hingga saat ini. Sharp Corporation mulai mengalami kemunduran dalam bisnis pensil karena dampak gempa bumi yang terjadi di Kanto pada tahun 1923 sehingga membuat perusahaan memutuskan untuk pindah ke Osaka. Di Osaka perusahaan mulai mengembangkan generasi pertama radio Jepang sejak tahun 1925. Selanjutnya pada tahun 1953 Sharp mulai mengembangkan produksi televisi.

Pada tahun 1964, Sharp mulai meluncurkan kalkulator transistor pertama yang dulunya dipatok dengan harga 1.400 dollar AS. Sharp membutuhkan waktu beberapa lama untuk mengembangkan produk kalkulator tersebut yang dikembangkan tanpa adanya pengalaman dalam pembuatan perangkat komputerisasi saat itu. Dua tahun kemudian, Sharp mulai memperkenalkan kalkulator IC dengan menggunakan 145 IC bipolar buatan Mitsubishi kemudian dengan pengembangan kalkulator LSI yang merupakan kalkulator saku dengan harga terjangkau yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1969 dan menjadi populer saat peluncurannya.

Perusahaan terus meningkatkan produksi-nya dengan memproduksi LCD kalkulator pertama sejak tahun 1973. Selain itu Sharp juga menjalin kerjasama dengan Nintendo sejak tahun 1980 untuk memberikan hak lisensi dalam pembuatan dan pengembangan C1 NES TV yang kemudian diluncurkan di Amerika Utara pada tahun 1983 sebagai Sharp Nintendo Television. Sharp juga telah merilis Twin Famicom (1986), Sharp Famicom Titler (1989), dan SF-1 SNES TV (1990).

Divisi komunikasi Sharp Mobile kemudian mulai menciptakan telepon komersial yang dilengkapi dengan kamera pertama di tahun 1997 yang berlabel J-SH04. sHARP juga mulai menjalin kemitraan dengan berbagai perusahaan guna melebarkan sayap bisnis Sharp. Pada tahun 2007 Sharp kemudian mengakuisisi saham Pioneer Corporation. Dalam proses akuisisi ini dihasilkan sebuah kesepakatan untuk membentuk perusahaan patungan dalam bidang optik yang diberi nama Pioneer Digital Design and Manufacturing Corporation. Selain itu pada tahun 2008 Sharp mulai berkolaborasi dengan Emblaze Mobile dalam proyek untuk merancang perangkat seluler holistik pertama yang berlabel Monolith. Proyek ini memang tidak pernah dibawa ke pasaran.

Pada bulan Maret 2012, 10% saham Sharp Corporation berhasil diakuisisi oleh perusahaan elektronik yang berbasis di Taiwan yakni Hon Hai atau lebih dikenal dengan Foxconn. Sharp Corporation juga telah menerima investasi 100 juta dollar AS dari Samsung yang diterima pada Maret 2013. Produk-produk hasil pengembangan Sharp antara lain televisi, home theater, kulkas, pendingin ruangan (AC), mesin cuci, vacuum cleaner, telepon, kalkulator, smartphone, LED, Plasmacluster dan beberapa varian produk lainnya. Hingga saat ini Sharp telah hadir di lebih dari 55 negara di dunia termasuk Indonesia dengan dibantu oleh lebih dari 18.000 karyawan. 
E.                      BIOGRAFI SANYO

Sanyo Electric Co., Ltd. adalah perusahaan produsen barang elektronik asal Jepang. Perusahaan yang bermarkas di Moriguchi, Osaka, Jepang ini didirikan pada tahun 1950 oleh  Toshio Iue dan kakak iparnya Konosuke Matsushita. Perusahaan ini mempekerjakan 14.137 karyawan pada tahun 2006.
Pada tahun 1952 perusahaan ini membuat radio plastik dan mesin cuci pertama di Jepang. Pada tahun 984 Sanyo memperkenalkan MBC-550 PC yang rendah biaya dari IBM PC dan kompatible dengan komputer pribadi. Namun, tidak lama kemudian Sanyo memutuskan untuk mundur dari dunia komputer.
Sanyo telah memiliki hubungan baik dengan Sony, dengan mendukung format video Betamax dari penemuan pertamanya hingga pertengahan tahun 80-an. Sementara Sanyo memproduksi VHS video format pada waktu yang sama untuk merek Fisher. Namun, pada akhirnya, Sanyo menolak untuk memberikan dukungan untuk produk Blu-ray Disc milik Sony dan malah mendukung HD DVD milik Toshiba. Produk ini ternyata kalah dengan Blu-ray Sony.
Di Amerika Utara, Sanyo memproduksi telepon selular CDMA khusus untuk  perusahaan Sprint-Nextel dengan mereknya Sprint PCS di AS, dan Bell Mobility di Kanada.
Gempa Chuetsu 2004 merusak pabrik semikonduktor Sanyo dan sebagai hasilnya Sanyo membukukan kerugian finansial yang besar. Pada tahun yang sama perusahaan mengumumkan rencana restrukturisasi yang disebut Proyek Evolution Sanyo dengan meluncurkan visi perusahaan baru yaitu untuk mengubah perusahaan menjadi perusahaan yang ramah lingkungan. Dari sini, perusahaan mulai memproduksi produk yang kuat seperti baterai isi ulang, photovoltaics surya, AC, baterai mobil hibrida dan kamera Xacti, proyektor dan ponsel.
Pada tanggal 2 November 2008, Sanyo dan Panasonic mengumumkan bahwa mereka telah menyepakati pembelian yang membuat Sanyo menjadi anak perusahaan dari Panasonic. Pengumuman akuisisi ini ada di web Sanyo pada tanggal 19 Desember 2008 dan mulai efektif pada tanggal 21 Desember 2009.

The Death of Samurai : Robohnya Sony, Panasonic, Sharp, Toshiba dan Sanyo

Hari-hari ini, langit diatas kota Tokyo terasa begitu kelabu. Ada kegetiran yang mencekam dibalik gedung-gedung raksasa yang menjulang disana. Industri elektronika mereka yang begitu digdaya 20 tahun silam, pelan-pelan memasuki lorong kegelapan yang terasa begitu perih.
Bulan lalu, Sony diikuti Panasonic dan Sharp mengumumkan angka kerugian trilyunan rupiah. Harga-harga saham mereka roboh berkeping-keping. Sanyo bahkan harus rela menjual dirinya lantaran sudah hampir kolaps. Sharp berencana menutup divisi AC dan TV Aquos-nya. Sony dan Panasonic akan mem-PHK ribuan karyawan mereka. Dan Toshiba? Sebentar lagi divisi notebook-nya mungkin akan bangkrut (setelah produk televisi mereka juga mati).
Adakah ini pertanda salam sayonara harus dikumandangkan? Mengapa kegagalan demi kegagalan terus menghujam industri elektronika raksasa Jepang itu? Di Senin pagi ini, kita akan coba menelisiknya.
Serbuan Samsung dan LG itu mungkin terasa begitu telak. Di mata orang Jepang, kedua produk Korea itu tampak seperti predator yang telah meremuk-redamkan mereka di mana-mana. Di sisi lain, produk-produk elektronika dari China dan produk domestik dengan harga yang amat murah juga terus menggerus pasar produk Jepang. Lalu, dalam kategori digital gadgets, Apple telah membuat Sony tampak seperti robot yang bodoh dan tolol.
What went wrong? Kenapa perusahaan-perusahaan top Jepang itu jadi seperti pecundang? Ada tiga faktor penyebab fundamental yang bisa kita petik sebagai pelajaran.
Faktor 1 : Harmony Culture Error. Dalam era digital seperti saat ini, kecepatan adalah kunci. Speed in decision making. Speed in product development. Speed in product launch. Dan persis di titik vital ini, perusahaan Jepang termehek-mehek lantaran budaya mereka yang mengangungkan harmoni dan konsensus.
Datanglah ke perusahaan Jepang, dan Anda pasti akan melihat kultur kerja yang sangat mementingkan konsensus. Top manajemen Jepang bisa rapat berminggu-minggu sekedar untuk menemukan konsensus mengenai produk apa yang akan diluncurkan. Dan begitu rapat mereka selesai, Samsung atau LG sudah keluar dengan produk baru, dan para senior manajer Jepang itu hanya bisa melongo.
Budaya yang mementingkan konsensus membuat perusahaan-perusahaan Jepang lamban mengambil keputusan (dan dalam era digital ini artinya tragedi).
Budaya yang menjaga harmoni juga membuat ide-ide kreatif yang radikal nyaris tidak pernah bisa mekar. Sebab mereka keburu mati : dijadikan tumbal demi menjaga “keindahan budaya harmoni”. Ouch.
Faktor 2 : Seniority Error. Dalam era digital, inovasi adalah oksigen. Inovasi adalah nafas yang terus mengalir. Sayangnya, budaya inovasi ini tidak kompatibel dengan budaya kerja yang mementingkan senioritas serta budaya sungkan pada atasan.
Sialnya, nyaris semua perusahaan-perusahaan Jepang memelihara budaya senioritas. Datanglah ke perusahaan Jepang, dan hampir pasti Anda tidak akan menemukan Senior Managers dalam usia 30-an tahun. Never. Istilah Rising Stars dan Young Creative Guy adalah keanehan.
Promosi di hampir semua perusahaan Jepang menggunakan metode urut kacang. Yang tua pasti didahulukan, no matter what. Dan ini dia : di perusahaan Jepang, loyalitas pasti akan sampai pensiun. Jadi terus bekerja di satu tempat sampai pensiun adalah kelaziman.
Lalu apa artinya semua itu bagi inovasi ? Kematian dini. Ya, dalam budaya senioritas dan loyalitas permanen, benih-benih inovasi akan mudah layu, dan kemudian semaput. Masuk ICU lalu mati.
Faktor 3 : Old Nation Error. Faktor terakhir ini mungkin ada kaitannya dengan faktor kedua. Dan juga dengan aspek demografi. Jepang adalah negeri yang menua. Maksudnya, lebih dari separo penduduk Jepang berusia diatas 50 tahun.
Implikasinya : mayoritas Senior Manager di beragam perusahaan Jepang masuk dalam kategori itu. Kategori karyawan yang sudah menua.
Disini hukum alam berlaku. Karyawan yang sudah menua, dan bertahun-tahun bekerja pada lingkungan yang sama, biasanya kurang peka dengan perubahan yang berlangsung cepat. Ada comfort zone yang bersemayam dalam raga manajer-manajer senior dan tua itu.
Dan sekali lagi, apa artinya itu bagi nafas inovasi? Sama : nafas inovasi akan selalu berjalan dengan tersengal-sengal.
Demikianlah, tiga faktor fundamental yang menjadi penyebab utama mengapa raksasa-raksasa elektronika Jepang limbung. Tanpa ada perubahan radikal pada tiga elemen diatas, masa depan Japan Co mungkin akan selalu berada dalam bayang-bayang kematian.
Kenapa Panasonic dan Toshiba bangkrut
Liputan6.com, Jakarta - Penutupan tiga pabrik Toshiba dan Panasonic di Indonesia membawa dampak pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak lebih dari 2.500 karyawan. Hal ini terimbas dari lesunya penjualan produk elektronik dua perusahaan raksasa asal Jepang itu akibat penurunan daya beli masyarakat.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja (KSPI) Said Iqbal mengungkapkan, Toshiba telah menutup pabrik televisi di Kawasan Industri Cikarang, Jawa Barat. Padahal satu pabrik ini yang tersisa dari enam perusahaan Toshiba lain yang sudah tutup sebelumnya dalam 10 tahun terakhir.

"Yang tutup ini adalah pabrik  televisi Toshiba terbesar di Indonesia, selain di Jepang. Karyawan yang di PHK lebih dari 900 orang," tegasnya saat Konferensi Pers di Jakarta, Selasa, 2 Februari 2016.

Said mengatakan, penutupan pabrik bakal dieksekusi pada April 2016. Saat ini, sedang terjadi proses negosiasi pesangon antara manajemen perusahaan dengan serikat pekerja pabrik tersebut.
Berikut data rinci jumlah PHK di Toshiba dan Panasonic versi KSPI, yaitu:

1. Sebanyak 865 orang terkena PHK di PT Toshiba Consumer products Indonesia. Pabrik ini beralamat di Jalan Citanduy Raya Park Plot 5G di kawasan EJIP Industrial Cikarang Selatan.

Perusahaan memulai perundingan pesangon dengan serikat pekerja pada 5 Januari 2016. Pengusaha menyatakan penutupan perusahaan bukan karena persoalan kenaikan upah, tapi karena daya beli masyarakat menurun secara domestik dan global. Perusahaan ini memproduksi televisi dan mesin cuci untuk pasar domestik dan dunia.

2. Sekitar 2. 480 buruh terkena PHK di PT Panasonic Gobel Eco Solutions Manufacturing Indonesia (PT PESGMFID) yang berlokasi di kawasan Industri Ejip Industrial Park Plot 3d Cikarang, Bekasi. Perusahaan ini memproduksi alat-alat listrik dan lampu yang dipasarkan mayoritas ke pasar domestik.

Rencananya perundingan nilai pesangon akan selesai di akhir Februari. Penutupan dikatakan bukan karena persoalan kenaikan upah.

3. Sebanyak 3. 800 buruh kena PHK di pabrik PT Panasonic Lighting Indonesia (PT PLI) yang berlokasi di kawasan Industri PIER Jalan Rembang Industri Raya 47 di Pasuruan.

Perusahaan ini memproduksi lighting yang ditujukan ke pasar domestik dan global. Proses perundingan pesangon sudah selesai pada September 2015 dan serikat pekerja secara resmi melaporkan proses PHK selesai pada Januari 2016 ini.

Alasan di balik tutupnya pabrik Panasonic
Menanggapi hal ini, Chairman Panasonic Gobel Group, Rachmat Gobel menegaskan pihaknya tengah melakukan rasionalisasi. Panasonic, lanjut Gobel akan merestrukturisasi tiga pabrik lampu yang dimilikinya di Indonesia.

"Panasonic enggak tutup pabriknya, kita itu melakukan rasionalisasi pabrik lighting,"ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta.

 ‎Sebagai gambaran, lanjut Rachmat, saat ini Panasonic mempunyai sejumlah pabrik dengan berbagai macam produk. Antara lain pabrik alat rumah tangga, produk energi seperti baterai, produk alat kesehatan, produk alat kelistrikan seperti lampu, bohlam, danlighting feature, serta pabrik komponen yang berlokasi di Batam, Kepulauan Riau.

"Pabrik lighting yang ada bohlam lampu, tadinya ada tiga di Indonesia, yaitu Panasonic, Philips dan Osram. Nah setahu saya sekarang mereka sudah tidak ada, satu-satunya tinggal Panasonic," kata dia.

Menurut Rachmat, ‎sesuai dengan perkembangan zaman, produk lampu bohlam mulai digantikan dengan produk lampu light emitting diode (LED), maka Panasonic memutuskan untuk mengalihkan produksinya ke lampu LED. Tiga pabrik lampu Panasonic yang ada yaitu di Cikarang, Cileungsi dan Pasuruan akan dilebur menjadi dua pabrik yang bakal memproduksi lampu LED.

"Kita lakukan rasionalisasi dan restrukturisasi dan dua pabrik dijadikan satu menjadikan pabrik yang punya teknologi dan added value (nilai tambah). Karena trennya teknologinya mulai ke LED, kita mulai masuk ke sana," kata dia.

Rachmat mengungkapkan, rencananya Panasonic akan menutup pabrik lampu yang ada di Cikarang, Jawa Barat. Sedangkan yang akan dipertahankan yaitu pabrik yang berlokasi di Pasuruan dan Cileungsi.

"Pabriknya memang ada tiga lokasi, itu kita jadikan satu. Salah satu tempat ditutup, karena kan efisien, yang biasanya dilakukan di tiga pabrik kini gabung. Yang dihentikan di Cikarang. Di Pasuruan belum, satu lagi di Cileungsi. Itu biasa dalam manajemen, Panasonic kan punya komitmen di Indonesia jadi produk yang kita ciptakan mengikuti perkembangan zaman," kata Mantan Menteri Perdagangan ini.
PHK Karyawan
Rachmat mengakui adanya dampaknya dari restrukturisasi tersebut. Perusahaan terpaksa melakukan pengurangan pekerja di pabrik yang dilebur tersebut.
Saat ini Panasonic memiliki sekitar 20 ribu pekerja. Lantaran adanya rencana rasionalisasi ini, perusahaan terpaksa melakukan pengurangan tenaga kerja sekitar 1.000 orang.

"Itu otomatis karena kita lakukan rasionalisasi mesin dan added value kan teknologinya lebih advance, pasti terjadi (pengurangan tenaga kerja) tidak bisa tidak. Panasonic punya karyawan mencapai lebih dari 20 ribu orang, ‎ini cuma sekitar 1.500 atau 1.000 orang sekian lah," ujarnya.
Namun demikian, jika program restrukturisasi pabrik ini telah berjalan dengan baik dan kembali terjadi peningkatan produksi, maka bukan tidak mungkin akan ada penyerapan tenaga kerja yang lebih besar.
"Bahkan dengan adanya peningkatan produksi dari produk baru nanti, nanti mungkin ada penambahan tenaga kerja kembali," kata dia.

Rachmat berpesan, serikat pekerja agar tidak selalu melakukan tuntutan tanpa peningkatan produktivitas dan memikirkan keberlangsungan perusahaan.

‎"Tapi yang penting industrinya jalan, serikat pekerja hanya menuntut tidak perduli industrinya jalan atau tidak. Yang kita perlukan bangun industrinya dulu, karena kan ada industrinya dulu baru ada serikat pekerja. Sekarang saya turunkan (jumlah pekerja), tapi kalau ada peningkatan produksinya nanti akan saya tambah lagi. Tapi kan industrinya harus dikembangkan dulu," tandasnya.
Toshiba PHK karyawan
Salah satu perusahaan elektronik asal Jepang, Toshiba, dikabarkan melakukan pengurangan tenaga kerjanya. Kabarnya pengurangan tenaga kerja ini sebagai dampak dari penutupan pabrik di Indonesia.

Manager HRD PT Toshiba Consumer Products Indonesia, Uis Al-Qarni membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan soal pengurangan tenaga kerja ini sebenarnya sudah diumumkan sejak akhir tahun lalu.

"Iya benar, sudah dari Desember, sudah ada pengumumannya. Itu sekitar 40 persen dari 900 pekerja (hasil sementara), dari lini televisi dan mesin cuci," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (3/2/2016).

Namun demikian, Uis mengatakan pabrik televisi dan mesin cuci akan tetap ada. Lantaran, pabrik tersebut akan diakuisisi oleh perusahaan asal Hongkong, Skywards. Sehingga kepemilikannya akan beralih dari Toshiba ke Skywards. Namun menurut Uis tidak semua pekerja akan diberhentikan.

"Ini sahamnya diakuisisi oleh perusahaan lain Skywards. Pengurangan tenaga kerja hanya sebentar, mungkin akan ditambah lagi oleh Skywards karena mereka akan ada lagi produk baru yang akan ‎diproduksi di sini," kata dia.

Uis menyatakan, proses pengurangan tenaga kerja saat ini masih berlangsung. Kini tengah ada perundingan antara pihak manajemen dan pekerja. Namun dia memastikan ‎saat ini semua karyawan masih bekerja secara normal.

"Sejauh ini proses PHK lancar, sedang ada perundingan untuk penyelesaian, dan biasanya itu wajar. Ada pemintaan karyawan seperti apa dan kemampuan perusahaan seperti apa, lancar tidaknya kamilihat dari waktu, ini prosesnya baru sebulan. Masih pembicaraan dasar saja. Sampai sekarang masih 100 persen, kalau 900 pekerja mungkin ini nanti akan ditentukan di akhir Maret," tutur dia.
Kalah saing dari China
Bos Panasonic Gobel Indonesia, Rachmat Gobel mengakui salah satu pabriknya tutup dan sejumlah karyawan di PHK. Salah satu alasannya adalah produk yang kalah bersaing dengan produk impor China.

Pabrik yang ditutup adalah Panasonic Lighting Indonesia yang memproduksi bohlam lampu. Pabrik tersebut akan ditutup karena produknyan tak lagi memiliki daya saing. Panasonic akan mengubah tren dengan membuat lampu light emitting diode (LED).

"Sekarang Panasonic sudah tidak bisa lagi membuat karena memang produk itu tidak ada daya saing lagi, karena kita tidak mampu menghadapi barang impor dari China," ungkap dia.
Rachmat menjelaskan, dengan melakukan rasionalisasi dan restrukturisasi pabrik-pabrik yang dioperasikan oleh Panasonic ini, maka perusahaan akan bisa fokus kepada produksi produk yang sesuai dengan perkembangan jaman dan permintaan pasar.

"Kita lakukan rasionalisasi dan restrukturisasi dan dua pabrik dijadikan satu menjadikan pabrik yang punya teknologi dan adedd value. Karena trennya teknologinya mulai ke LED, kita mulai masuk ke sana," kata dia.
Sementara itu Kepala BKPM Franky Sibarani mengaku telah memperoleh informasi bahwa Panasonic dan Toshiba melakukan restrukturisasi sebagai upaya efisiensi di tengah persaingan industri elektronik yang ketat di Tanah Air. 
 
"Dari informasi yang diterima, ada yang menyampaikan memang ada restrukturisasi," ujarnya saat ditemui dalam konferensi pers Realisasi Komitmen Investasi Januari 2016 di Gedung BKPM, Jakarta.

Dia menjelaskan, restrukturisasi perusahaan terpaksa dilakukan Panasonic dan Toshiba karena kalah bersaing dengan produk elektronik dari China. Akhirnya, perusahaan tersebut berencana memproduksi barang elektronik jenis lain. 
 
"Dari sisi kompetisi, produk mereka kalah dengan China, tapi bukan berarti mati. Merekaswitch (pindah) ke produk lain," ia menerangkan. 

Istana Tegaskan Toshiba dan Panasonic Tak Hengkang dari Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan bahwa PT Panasonic Indonesia dan PT Toshiba tidak akan hengkang dari Indonesia. Hal itu ia sampaikan setelah berbicara dengan manajemen kedua perusahaan tersebut. 

"Kemarin saya sudah berbicara dengan manajemen mereka, kemarin mereka malah yang telepon karena untuk dilaporkan ke Bapak Presiden," kata Pramono, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (4/2/2016). 

Pramono menuturkan, kabar mengenai hengkangnya Panasonic dan Toshiba adalah tidak benar. 

Menurut Pramono, para para pegawai di kedua perusahaan itu akan direlokasi ke pabrik baru di wilayah Bogor, Jawa Barat. 

Pemutusan hubungan kerja hanya akan dilakukan pada pegawai yang menolak direlokasi. "Intinya bukan menarik diri dari Indonesia, tapi memang adanya penurunan kapasitas sehingga melakukan relokasi," ucap Pramono.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar